Tradisi Seba adalah wujud ucapan syukur suku Baduy yang biasanya dihaturkan kepada kepala pemerintahan daerah mereka, dalam hal ini biasanya Bupati.
Menurut warga Baduy, perayaan adat Seba merupakan penigngalan leluhur tetua (Kokolot) yang harus dilaksanakan setahun sekali. Acara Seba biasanya diselenggarakan setelah selesai musim panen ladang huma. Tradisi ini sebetulnya sudah berjalan sejak dahulu kala. Tempatnya ratusan tahun silam pada masa Kesultanan Banten di Kabupaten Serang.
Seba itu sendiri merupakan penyerahan hasil hasil bumi pada pemerintah. Kebiasaan inilah yang biasa dikatakan dengan memberi upeti pada kerajaan di masa lampau.
Lewat tradisi ini pula masyarakat Baduy bersilaturahmi dengan para pejabat daerah (bupati, gubernur).
Menurut warga Baduy, perayaan adat Seba merupakan penigngalan leluhur tetua (Kokolot) yang harus dilaksanakan setahun sekali. Acara Seba biasanya diselenggarakan setelah selesai musim panen ladang huma. Tradisi ini sebetulnya sudah berjalan sejak dahulu kala. Tempatnya ratusan tahun silam pada masa Kesultanan Banten di Kabupaten Serang.
Seba itu sendiri merupakan penyerahan hasil hasil bumi pada pemerintah. Kebiasaan inilah yang biasa dikatakan dengan memberi upeti pada kerajaan di masa lampau.
Lewat tradisi ini pula masyarakat Baduy bersilaturahmi dengan para pejabat daerah (bupati, gubernur).
This entry was posted on and is filed under banten,kesenian,kesenian banten. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.